Pages

Subscribe:

Pengikut

Selasa, 24 Januari 2012

Semi Final 26th Sea Games Timnas Basket Putra Indonesia vs Thailand

Semi Final 26th Sea Games Timnas Putra Indonesia vs Thailand


SPORTKU.COM - Semi Final 26th Sea Games 2011 Timnas Basket Putra Indonesia vs Thailand. Pertandingan akan berjalan selama empat quarter @ 10 menit.
Untuk starter timnas Indonesia, coach Rastafari menurunkan starter yang sama ketika mereka terakhir mengalahkan Singapura: Wuysang [PG], Xaverius [SG], Amin [SF], Koming [PF], Rogun [C]. Setelah empat kali gagal memasukkan tembakan pertama, Indonesia akhirnya memasukkan point pertama lewat tembakan Rony Gunawan.
Skor 2-2 bertahan selama empat menit kuarter pertama. Rastafari memutuskan untuk memasukkan Dodo dan Batam untuk menggantikan Iyus dan Koming di menit 5.15 kuarter pertama [skor 4-2 untuk keunggulan Thailand] agar alur permainan berubah.
Saat pertandingan berjalan enam menit di kuarter pertama, tembakan Indonesia begitu buruk, mereka hanya berhasil memasukkan 1 tembakan dari 15 FG. Amin dan Rony menambah tiga dan dua point berikutnya untuk tim Indonesia.
Masuknya Ary Chandra plus Faisal serta suntikan zone defense dari Rastafari membuat permainan Indonesia jadi berkembang. Ary Chandra melakukan steal dan fastbreak, sehingga membawa Indonesia unggul 9-8 di sisa dua menit kuarter pertama. Ary yang jarang dimainkan oleh Rastafari di turnamen Sea Games 2011 dimasukkan coach Fari untuk menambah daya shooting tim Indonesia, melakukan steal kedua dalam kuarter pertama.
Welly Situmorang yang baru dimainkan di sisa 33 detik, berhasil memanfaatkan peluang sempit tersebut dengan mencetak 2 point terakhir Indonesia di kuarter pertama melalui tembakan jarak jauh, dan membuat Indonesia unggul 13-10 di akhir kuarter pertama.
Kuarter pertama berjalan tidak mulus untuk Indonesia, mereka hanya berhasil memasukkan 5-22 tembakan [1-8 3FG], walaupun berhasil mengungguli Thailand dengan 8 rebounds [15-7 rebounds untuk advantage Indonesia].
Thailand memasukkan 7 points tanpa balas di satu setengah menit awal kuarter kedua, sehingga mereka berbalik unggul 17-13 dan memaksa Indonesia untuk memanggil timeout. Usai timeout, Attaporn #10 dan Klahan #13 menambah jauh keunggulan Thailand dengan memasukkan jump shot yang sulit, skor 21-13 untuk keunggulan Thailand.
Xaverius menambah sedikit harapan untuk Indonesia dengan memasukkan tembakan tiga angka dan membuat assist ke Rony Gunawan, skor 21-18 untuk keunggulan Thailand.
Dimas #9 yang juga jarang diturunkan coach Fari di Sea Games dimainkan di sisa empat setengah menit pertandingan kuarter kedua. Dimas yang diharapkan Fari dapat merubah permainan Indonesia, berhasil menaikkan moral tim dengan membuat assist kepada Batam #5. Skor 21-23 masih untuk keunggulan Thailand.
Dimas melakukan cutting yang sangat bagus ke area pertahanan Thailand dan melakukan easy layup. Kemudian permainan bagus Indonesia disusul dengan three point dari Batam, yang akhirnya membuat Indonesia unggul untuk pertama kalinya sejak membuka skor 2-0 di kuarter pertama [skor 26-23 untuk keunggulan Indonesia, dan waktu tersisa 2.31 di kuarter kedua].
Permainan gemilang Batam semakin membuat Indonesia tampil percaya diri, setelah memasukkan jump shot dari pick dan roll. Dodo kemudian memasukkan three points, hasil dari assist Wuysang. Indonesia sementara unggul 31-30 di akhir kuarter kedua.
Xaverius memasukkan dua free throw, sementara Batam memasukkan three points untuk memperbesar keunggulan Indonesia menjadi enam points di awal kuarter ketiga, skor 36-30. Permainan cantik Wuysang-Dodo-Rony Gunawan ditambah dengan tembakan tiga angka dari Batam membuat Indonesia jadi unggul 41-30.
Thailand memanggil timeout karena belum mencetak point di dua setengah menit awal kuarter tiga [11-0 run untuk Indonesia]. Batam bermain sangat baik dari awal pertandingan, dan sejauh ini telah mencetak 14 points. Attaporn #10 memecah kebuntuan Thailand di sisa enam menit kuarter ketiga, dan membuat perolehan pointsnya menjadi 13 sejauh ini.
Batam dan Amin kembali memanas dari garis tiga angka dan dua angka, skor menunjukkan 48-35 masih untuk keunggulan Indonesia di sisa empat menit kuarter ketiga. Rony Gunawan menambah panjang daya serang Indonesia dengan variasi offense miliknya di low post dan melakukan block shot di defense, skor 50-36 di menit 2.21 kuarter ketiga.
Selama sembilan menit kuarter ketiga, Thailand hanya mencetak 6 points, sementara Indonesia mencetak 19 points. Di sisa satu menit terakhir, Thailand malah menambah 7 points sehingga mempertipis ketinggalan menjadi 43-50 dari Indonesia.
Waktu menunjukkan sisa 1.8 detik di kuarter ketiga, Ary Chandra dimasukkan pelatih ke lapangan untuk melakukan inbound pass. Ary mengoper kepada Rony Gunawan dan Rony berhasil membuat buzzer beater untuk mengakhiri kuarter ketiga. Skor penutup kuarter ketiga adalah 52-43.
Awal kuarter keempat, Mario Wuysang melakukan pick and roll dengan Koming, ketika Koming berhasil mendapat bola di dalam dari hasil operan Wuysang, ia didouble team oleh lawan, namun Indonesia sudah menyiapkan Batam dan Amin dengan spacing yang baik di luar, dan Batam berhasil menyelesaikan permainan manis Indonesia dengan three points, skor 55-45 untuk Indonesia.
Thailand memperkecil ketinggalan lewat euro step drive dari #8 Sangthong, skor 56-51 untuk keunggulan Indonesia, waktu 6.24 di kuarter keempat. Permainan Faisal #8 dan Koming #12 yang tidak berkembang di game ini membuat Rastafari memasukkan Ary Chandra #6 dan Welly #14 di menit 5.43 kuarter keempat.
Setelah membuat turnover, Ary Chandra kembali ditarik keluar setelah 21 detik bermain di lapangan. Xaverius masuk menggantikan Ary, Thailand membuat point, lalu Indonesia membuat turnover yang memaksa coach Ito memanggil timeout untuk menenangkan anak-anak asuh Indonesia.
Indonesia yang sempat unggul sampai 15 points di kuarter ketiga, kini tinggal unggul dua points di sisa lima menit pertandingan. Three points dari Thailand membuat mereka jadi unggul di sisa 4.21 kuarter keempat dan pendukung Indonesia terlihat cemas, skor 57-56 untuk keunggulan Thailand. Dua free throw dari Batam membuat Indonesia kembali unggul 58-57 di sisa tiga setengah menit kuarter keempat.
Xaverius, Batam, Amin, Acong, Welly dimainkan Indonesia di sisa tiga menit kuarter keempat. Indonesia berharap dengan tiga small man mereka yang bisa menembak dari luar bisa membuat permainan Indonesia berkembang. Batam melakukan jump shot dalam situasi tertekan dan membawa Indonesia unggul 60-57 di sisa dua menit kuarter keempat.
Iyus terpaksa harus keluar karena melakukan lima kali foul [fouled out] dan masuk digantikan Faisal di sisa satu menit 40 detik pertandingan. Amin melakukan foul di sisa satu menit pertandingan, karena Indonesia sudah terkena team foul, Thailand langsung mendapatkan free throw.
Skor 60-59 untuk keunggulan Indonesia dengan waktu di bawah satu menit, Mario Wuysang dan Aconk memasuki pertandingan untuk menemani Batam, Amin dan Dodo di lapangan. Batam melakukan drive dari sisi kanan untuk membawa Indonesia unggul 62-59.
Perbedaan skor yang begitu tipis membuat tegang semua penonton di Mahaka Square.Darongpan #4 mencetak dua points untuk Thailand melalui layup sulit dan membuat Thailand tertinggal satu angka, skor 62-61 untuk keunggulan Indonesia.
Di posession berikutnya, Batam yang sedang berusaha melakukan offensive rebound malah menabrak Darongpan #4 dan terkena foul. Tapi anehnya, wasit malah memberikan free throw untuk Kruatiwa #12 dari Thailand, yang terjatuh sebelum Darongpan # 4, dengan sisa waktu 29 detik di pertandingan. Wuysang yang cedera ditarik keluar oleh Indonesia, digantikan oleh Faisal.
Pemain Thailand yaitu Kruatiwa #12 berhasil memasukkan satu free throw untuk menjadikan skor 62 sama. Saat waktu tersisa 29 detik, coach Fari terlihat marah-marah di pinggir lapangan karena berusaha memprotes bahwa wasit salah memberi free throw kepada pemain Thailand yang difoul oleh Indonesia [Fari baru menyadari bahwa seharusnya Darongpan #4 yang melakukan free throw]. Tapi karena free throw kedua sudah dilakukan oleh Kruatiwa #12, maka kesalahan tersebut sudah tidak bisa dikoreksi lagi oleh tim comissioner. Thailand unggul dengan skor 63-62.
Timeout Indonesia sudah habis saat waktu tersisa 13 detik, untungnya karena coach Fari masih terus marah-marah, pertandingan dihentikan dan Indonesia mempunyai kesempatan untuk membuat set play di sisa waktu yang sempit. Saat pertandingan berhenti dan coach Ito menggambarkan play untuk tim Indonesia, coach Fari pun masih terlihat marah-marah di depan meja official.
Batam, Amin, Dodo, Acong, Faisal turun ke lapangan di sisa 13 detik pertandingan, Indonesia tertinggal satu point [skor 63-62 untuk keunggulan Thailand]. Saat Faisal berusaha mendapatkan bola setelah mendapatkan screen, Faisal malah terjatuh dan bola operan Dodo menjadi out of bounds.
Faisal pun protes karena merasa bajunya ditarik dan difoul oleh lawan, tapi wasit merasa Indonesia tidak difoul oleh Thailand. Thailand pun melanjutkan permainan dan Indonesia terpaksa melakukan sacrifice foul. #10 Attaporn berhasil memasukkan dua free throw dengan sempurna, skor 65-62 untuk keunggulan Thailand.
Sisa waktu 9.7 detik untuk Indonesia, Faisal sempat ditrap di ujung lapangan dan nyaris kehilangan bola. Setelah berhasil lolos dari penjagaan lawan, bola akhirnya sampai ke tangan Amin yang berdiri di luar garis three points. Amin gagal memasukkan usaha tembakan three point terakhir dan waktu pertandingan habis.
Semua bench Thailand lantas bersorak gembira sampai memasuki lapangan untuk merayakan kemenangan dramatis mereka. Namun momen mengerikan terjadi saat supporter Indonesia yang tidak terima dengan keputusan wasit melempar botol ke lapangan.
Beberapa botol yang dilempar oleh para provokator memicu botol-botol lain yang semakin banyak berterbangan ke lapangan, dan beberapa diantaranya diarahkan ke para pemain Thailand sampai mereka harus digiring keluar dan diamankan oleh tim polisi. Tim keamanan yang bertugas juga tampak tidak siap untuk menghadapi situasi yang tidak terduga ini. Sebuah antiklimaks untuk image Indonesia di mata publik. Tim basketnya kalah, disusul dengan tingkah laku pendukung Indonesia yang kurang sportif dan memalukan.
Mungkin kejadiannya akan berbeda bila Batam tidak melakukan foul terhadap #4 Darongpan. Mungkin kejadiannya akan berbeda bila asisten pelatih Indonesia menyadari bahwa seharusnya #4 Darongpan yang melakukan free throw, bukan #12 Kruatiwa. Sempat unggul 15 points, Indonesia malah balik kalah tiga points.
Namun Batam sudah berjuang keras membawa Indonesia dengan 26 points [9-16 FG, 6-9 3FG], 6 rebounds, dan 2 assists. Walaupun Batam melakukan kesalahan dengan memfoul pemain Thailand, namun tanpa Batam Indonesia tidak mempunyai peluang untuk menang.
Batam masih duduk menangis di tengah lapangan. Xaverius, Faisal, Amin dan Dodo pun menangis kesal karena pertandingan berakhir pahit. Skor akhir 62-65 untuk kemenangan Thailand. Namun di tengah-tengah kekecewaan tim Indonesia, supporter di Mahaka Square masih menghibur tangisan timnas basket dengan sorakan: Indonesia! Indonesia!Indonesia!
                       Q1   Q2   Q3   Q4
Indonesia    13     31    52   62
Thailand       10    30    43   65

2012 Ducati 848 Streetfighter

2012 Ducati 848 Streetfighter


Just weeks after Ducati released photos of the brand-new 848-based machine, I found myself on an airplane to Italy to ride the new entry in the Streetfighter family. The 2012 Ducati 848 Streetfighter is everything that I wanted it to be and more. And what I wanted it to be was a lighter, better-handling version of its super-serious big brother, the 1098 Streetfighter, much like Triumph’s Street Triple 675 is to the 1050 Speed Triple.
Our press launch consisted of a street ride followed by two track sessions on the brand-new Autodromo Modena circuit, just down the road from the Ferrari factory in Maranello.
It may appear to be an exact facsimile of the 1098 version (which is only available as an S model in 2012), but the 848 Streetfighter is, in fact, a completely fresh design. Not only is the engine a new variation of the 848’s, but the frame, steering geometry, swingarm and ergonomics are specific to this model.
The Streetfighter is the third machine in Ducati’s lineup to feature an engine with short, 11-degree valve overlap, joining the torquey liter-plus Multistrada and Diavel. The 848 SF is tuned for real-world power delivery, not the maximum rev-eating output of the EVO’s 37-degree-overlap configuration. Otherwise, the liquid-cooled, 849cc, V-Twin is identical in specification that used in the 848 EVO; same 94 x 61.2mm bore and stroke, 13.2:1 compression ratio, same throttle bodies and same wet, non-slipper clutch.
What isn’t the same is the 848 SF’s demeanor. The changes that Ducati Project Engineer Giuseppe Caprara made to the basic chassis layout—compared to the 1098 SF—are dramatic in function. The all-new frame, new one-piece cast aluminum swingarm, new 43mm Marzocchi fork and Sachs shock, give the bike a completely different character than its heavier-steering big brother. Sharper geometry features 24.5 degrees of rake and 4.1 inches of trail, 1.1-degree steeper and 0.4 inch shorter than what’s used on the bigger bike. Wheelbase is an identical 58.1 in.
Our morning street ride was a loop frequently used by Ferrari test drivers from the Maranello factory, conveniently located just up the hillside. The roads had everything from tight, blind 180-degree carrousel turns to fast, open sweepers. The road was quite bumpy, so Ducati techs had set up the suspension very much on the soft end of the adjustment range.
The first thing that jumped to mind as we headed through the hills was the fantastic ergonomics. The tapered aluminum handlebar sits 0.8-inch taller than that of the 1098 SF, thanks to a new riser on the top clamp. This alone would be a huge improvement over the stretched-out big bike, but the footpegs have also been spaced apart by 0.4 inch on both sides, to prevent the rider’s right heel from interfering with the over/under cannon-style mufflers. Add in a great sporting seat, with ample room to move around and you have a completely changed and excellent upright seating position.
On the street and on the track the 848 is a completely different animal from the 1098 version. In addition to the bike’s fresh geometry, a new Pirelli Diablo Rosa Corsa 180/60ZR17 (instead of a 55 aspect ratio) rear tire puts more rubber on the road due to the new profile. I can’t go so far to say that the 848 SF rivals the Street Triple’s lithe handling, but compared to the 1098 SF or the 848 EVO, it’s a night-and-day difference.
The Autodromo Modena has to be the tightest and shortest (1.25 mile) racetrack that I’ve ever ridden a sportbike on, falling somewhere in between a kart and supermoto track. But after a few exploratory laps of the 11-turn circuit, I felt totally confident in the bike’s grip and was very impressed with its nimble handling and excellent front-end feel. The only issue I had on track was the lack of footpeg-to-ground clearance caused by their spaced-out positioning (which is said to reduce lean-angle clearance by 1.5 degrees). I completely destroyed a pair boots in our two 20-minute sessions after wearing through the toe sliders. Excellent Brembo four-piston, radial-mount front brakes provided awesome stopping power.
As for the engine, the 11-degree overlap spec allows the bike to grunt off corners easily. I was able to use second gear exiting turns that were tight enough that I could have downshifted to first. Top-end power doesn’t feel as strong as on the EVO, but usable torque is always readily available. Standard Ducati Traction Control (DTC) features the same 8 levels of interruption as the rest of the Ducatis that use the system. For the brand-new, slightly dusty and non-rubbered in track, I chose setting 3, which was ideal for snapping open the throttle aggressively without having to worry if the grippy tires fitted for sessions—Pirelli Super Corsas in the same profiles—would stick. With a claimed 132 horsepower at 10,000 rpm and 69 foot-pounds of peak torque at 9500 rpm, the 848 Streetfighter makes more than enough power to spin the tire if the DTC is switched off.
After my short one-day test session, I have to say that the 848 Streetfighter is one of the most fun and entertaining motorcycles in the company’s entire range. It will run $12,995 in Ducati Red, Fighter Yellow or Dark Stealth colors. Options like a quick shifter and other accessories will available from the Ducati accessory catalog.

2012 Porsche 911

2012 Porsche 911

The 928, Porsche's front-engine entry in the coupe GT market, never quite enjoyed the success of the signature sports car, the 911. Since Porsche stopped producing the 928 in 1995 after an 18-year run, the German automaker has gone without a front-engine coupe to compete with the likes of the BMW M6, Jaguar XKR, Aston-Martin DB9, and Mercedes CL-class. The 911, which remains much more the pure sports car than any of the coupes, has gradually moved farther upmarket and provides a sporting alternative to those cars, but it now appears that Porsche is developing a more direct competitor for the front-engine GTs, a coupe that sources suggest will be in showrooms by 2011. Porsche might even name it the 928.
Built on the platform that will underpin Porsche's 2009 Panamera four-door sports sedan, the unnamed two-door will ride on a shorter wheelbase but will share at least 60 percent of its parts with the Panamera. The sedan's control-arm front suspension and multilink rear will likely get firmer tuning in keeping with the coupe's sporting pretense. The shorter wheelbase will reduce the coupe's weight and improve its handling, but the reduction will come at the expense of rear-seat space. As in the 911, the back seats will likely only be suitable for children, insolent teens, and mothers-in-law.
Coupe buyers will choose from a selection of Porsche's next-generation direct-injection-equipped V-8 engines. The Cayenne SUV will also get these new V-8s. Power is expected to be about 350 horses upward, with turbo versions making in excess of 500. There are rumors regarding a possible 6.0-liter V-10, which would reportedly make about 650 horsepower. Transmission choices should mirror those found in the Panamera — a seven-speed, dual-clutch DSG in the automatic role and a six-speed manual for those who insist on traditional shifting. There are no plans for an all-wheel-drive version. Like the 928 that preceded it, this coupe will be rear-wheel drive, with a transaxle helping to balance weight distribution.
Pricing for this front-engine Porsche will likely begin where the naturally aspirated 911's leaves off, a base version of the coupe going for about $100,000, with prices of higher-horsepower versions rising quickly into the rare $150,000-plus stratosphere, where the Bentley Continental GT rules.

Senin, 23 Januari 2012

New Ferrari 2012

New Ferrari 2012



Ferrari sudah siap menatap 2012 dengan menyiapkan tiga varian untuk bersaing di segmen supercar. Paling gres disiapkan Ferrari adalah FF, lalu 458 Spider dan Ferrari California.

Ferrari FF sebagai varian dengan tipe sports car akan meluncur Januari mendatang. Mobil dengan kapasitas empat penumpang dan berpenggerak empat roda. FF siap bersaing dengan Aston Martin Rapide, Bentley Continental GT dan Porsche Panamera.

Mesin dengan kapasitas 6.3-liter V12 mampu berakselerasi dari 0 sampai 100km/jam dalam waktu 3,7 detik, dan mencapai kecepatan maksimal 335km/jam.

Selanjutnya Ferrari 458 Spider yang diperkirakan akan mengaspal pada pertengahan 2012. Varian convertible ini sejatinya sudah meluncur pada Frankfurt Motor Show 2011. Ferrari 458 Spider mempunyai tenaga 425kW/540Nm yang hadir dari mesin 4,5-liter.

Ahli mesin dari Maranello mengklaim Ferrari 458 Spider mampu berakselerasi dari 0 hingga 100km/jam dalam waktu 4,3 detik. Spider memiliki bobot lebih ringan 25 kg dari model sebelumnya, berkat atap hardtop aluminium.

Terakhir varian Ferrari California yang juga meluncur pada pertengahan 2012. Ferrari California sport car dengan mode compact convertible akan meluncur dengan mesin baru, seperti yang digunakan Ferrari 458.